Mendagri Minta Bawaslu Jadi Wasit yang Objektif dan Netral di Pilkada Serentak 2020

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menjadi wasit yang objektif dan netral dalam helatan Pilkada Serentak 2020. Dalam acara Launching Pengawasan dan Pemutakhiran Indeks Kerawanan Pilkada Tahun 2020, ia berharap pesta demokrasi pada 270 daerah ini menonjolkan isu penanganan Covid 19 bagi peserta Pilkada. “Kami berharap pada teman teman Bawaslu, semua jajaran, karena posisi Bawaslu dalam kontestasi Pilkada ini adalah wasit, kami harap bisa menjadi wasit yang betul betul baik, yang objektif, netral,” ujar Mendagri Tito dalam keterangannya Selasa (23/06/2020).

Selain itu ia juga berharap isu isu primordial seperti menguatnya politisasi isu SARA dapat diredam dengan menonjolkan isu penanganan Covid 19 bagi peserta Pilkada, sehingga mampu meredam konflik yang biasa terjadi pada sebuah elektoral. “Sering kali menjadi masalah atau konflik dalam Pilkada, masalah suku, ke RAS an, masalah keagamaan, isu ini bisa tertekan dengan adanya isu tentang penanganan Covid dan dampak sosialnya,” tuturnya. Oleh karenanya ia meminta peserta Pilkada baik petahana maupun penantang untuk mengedepankan isu isu yang berkenaan dengan penanganan Covid 19 untuk merebut hati masyarakat.

Para peserta dapat beradu gagasan, ide, berlomba dalam inovasi penanganan Covid 19 serta dampaknya. “Ini adalah adu gagasan untuk menekan penyebaran Covid, nanti akan dinilai oleh masyarakatnya apakah mampu atau tidak menangani Covid,” ujar Mendagri Tito. Di akhir sambutannya, ia kembali menegaskan dukungan pemerintah terhadap pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 yang puncak pemilihannya akan dilaksanakan pada 9 Desember.

Ia pun berharap, semua tahapan berjalan dengan lancar, sukses, dan aman Covid 19. “Kami dari Kemendagri akan terus mendukung upaya upaya dari KPU, Bawaslu dan juga teman teman yang menjadi stakeholder dalam menangani Pemilu, dan semoga Pilkada 9 Desember dalam semua tahapan ini dapat berjalan lancar, tidak terjadi konflik fisik, yang terjadi sekali lagi adalah adu gagasan intelektual dalam penanganan Covid dan dampaknya,” tutup Mendagri Tito.

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *