Uni Emirat Arab (UEA) mencatat sejarah baru. Sebuah misi bernama ‘Hope’ diluncurkan UEA menuju planet Mars. Hope meluncur dari Pusat Antariksa Tanegashima, Jepang di atas roket Mitshubishi Heavy Industries H IIA pada Minggu (19/7/2020) pukul 17:58 EDT.
Diperkirakan roket tersebut akan memanfaatkan panel surya untuk menyalakan pelayaran tujuh bulan ke Mars. Terkait sejarah baru yang dicatat UEA ini, Duta Besar Yousef Al Otaiba memberikan tanggapannya. “Kerja keras dan pengabdian selama bertahun tahun telah membuahkan hasil luar biasa,” katanya, tak lama setelah perayaan peluncuran.
“Ini adalah pencapaian besar, tapi ini baru permulaan,” tegasnya. Dia mengaku kesulitan memberikan komentar terkait sejarah baru ini. “Sulit untuk menyatukan kata kata, tetapi jujur, menontonnya lepas landas, mengetahui betapa sulitnya melalui berbagai tahapan, menyaksikan kesuksesan membuat saya sangat bangga,” katanya.
“Saya pikir, penduduk Emirat di muka planet ini harus merasa bangga dengan apa yang telah dicapai negaranya hari ini,” ungkapnya. Lebih lanjut, peluncuran misi ‘Hope’ rupanya sempat ditunda. Awalnya peluncuran misi dijadwalkan pada 14 Juli 2020.
Penundaan ini terjadi lantaran kondisi cuaca yang buruk di lokasi peluncuran. Masih melansir Space.com, misi Hope senilai Rp 2,9 milyar dikenal sebagai Misi Mars. Hope merupakan perintis eksplorasi antaraplanet pertama UEA.
Peluncurannya dirancang untuk menandai peringatan 50 tahun negara tersebut. Khususnya, para perencana misi menginginkan proyek yang akan memulai sektor teknologi dan sains bagi UEA, manakala negara tersebut tengah mencari model ekonomi yang dapat bertahan, di luar sektor kekayaan minyaknya. Dengan visi tersebut, UEA menargetkan pengorbit Mars dan menetapkan misi tersebut diperlukan untuk menyumbang data sains yang bernilai internasional.
Lebih jauh, bagi negara yang nyaris tak memiliki keahlian sains planet, keputusan untuk meluncurkan misi, merupakan tantangan yang berat. Para ilmuwan misi berkonsultasi dengan para ilmuwan Mars dari seluruh dunia dan menyimpulkan bagaimana cara yang layak untuk mencapai tujuannya. Akhirnya, mereka merancang sebuah penelitian untuk mengumpulkan data komprehensif tentang atmosfer Mars dalam semua kompleksitasnya.
Atmosfer Mars dilaporkan melemah selama ribuan tahun. Sekarang atmosfer Mars diketahui telah didominasi karbon dioksida. Tetapi dulunya, atmosfer Mars jauh lebih besar dan dapat menjaga air planet tetap di tempatnya.
Para ilmuwan pun ingin tahu bagaimana perubahan itu terjadi. Untuk menjawab pertanyaan pertanyaan ini, Hope dilengkapi dengan tiga instrumen berbeda. Misi Hope dilengkapi dengan, sebuah imager dan dua spektrometer.
Pertama, Hope akan memberikan gambar detail dari permukaan planet. Sementara ketiganya akan mengumpulkan data yang memungkinkan para ilmuwan melacak bahan apa yang berada di atmosfer Mars. Sekarang, pesawat ruang angkasa seukuran SUV tengah dalam perjalanan.
Hope masih memiliki perjalanan panjang ke depannya, sekira 300 juta mil (500 juta kilometer). Pesawat ruang angkasa itu akan menghabiskan tujuh bulan trekking melalui ruang yang dalam, sebelum berputar ke orbit di sekitar Planet Merah. Dari titik itu, Hope akan menghabiskan satu tahun penuh Mars, atau hampir dua tahun Bumi, mengorbit dan mempelajari atmosfernya.