Salah satu penggawa Pendekar Cisadane yang sukses membawa Persita promosi ke Liga 1 Indonesia musim 2020 adalah Rio Ramandika. Kadang kala, suporter menyebut bek berusia 31 tahun ini sebagai sesepuh atau calon legenda. Rio dikenal pula sebagai pemain yang membawa suasana cair di dalam tim walaupun garang di pertandingan. Rio Ramandika sejak kelas 5 SD sudah masuk sekolah sepak bola (SSB). Masuk SSB merupakan hadiah ulang tahun dirinya dari orang tua kala itu.
Namun ada satu sosok yang membuat dirinya ingin menjadi pesepak bola. Sosok itu adalah Aples Tecuari. "Masa itu, saya dibawa oleh ayah ke bandara. Di Bandara ketemu dengan Aples dan foto. Saya lihat dia besar dan seram, saya jadi ingin menjadi pesepak bola dan masuk SSB dulu," ujar Rio dalam Rindu Pendekar yang dibawakan media officer Persita, Yetta Angelina pekan lalu. Rio pun mulai bermain bola di SSB. Memasuki tahun 2008, Rio memulai sepak bola amatir bersama salah satu klub peserta Liga 3 asal Madura, Bangkalan.
Kemudian tahun 2009, dirinya merapat ke klub divisi 2, Persika Karawang. Namun di akhir tahun 2009, Rio mencoba ikut seleksi Persita Tangerang dan lolos, Persita pun menjadi klub profesional Pertama dirinya. "Dulu semua orang tau tentang Persita. Pemainnya pun gagah. Ada kebanggaan sendiri ketika lolos seleksi masuk Persita," ungkapnya.
Namun, memasuki tahun 2014, Rio sempat mencoba peruntungannya dengan bergabung dengan Persisam Samarinda dengan durasi kontrak dua tahun. Hanya saja ia dijual ke Bali United di tahun 2015. Memasuki tahun 2016, Rio Ramandika pun kembali ke Persita, dan menjadi skuat Persita hingga saat ini.