Ketika anak susah makan, sebagian orang tua biasanya panik dan melakukan langkah langkah agresif agar anak mau makan, misalnya seperti memaksanya makan.
Hal demikian tentu saja kurang tepat jika anda lakukan karena bisa memancing trauma dari si kecil. Lalu, apa saja sih kira-kira hal yang harus dihindari ketika anak susah makan. Berikut penjelasannya.
Penyebab Anak Susah Makan
Sebelum membahas tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika anak susah makan, anda harus tahu terlebih dahulu penyebab anak susah makan.
Makanan Baru
Seorang anak mungkin akan melakukan penolakan terhadap makanan yang disajikan karena bentuk tampilan makanan yang baru ataupun aroma makanan yang baru.
Sebagai bentuk pertahanan diri, seorang anak mungkin akan melakukan mogok makan, bahkan ketika anda menyuapinya pun ia tidak akan membuka mulutnya.
Kondisi Tubuh Anak
Kondisi tubuh anak yang kurang fit bisa menjadi salah satu penyebab anak sulit makan. Jika kondisinya demikian lebih baik anda obati terlebih dahulu penyakit anak anda sambil memberikan asupan makanan dalam jumlah yang sedikit.
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Ketika Anak Susah Makan
Ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari ketika anda mendapati anak susah makan. Diantaranya adalah:
Memaksanya Makan
Entah karena kekhawatiran anak tidak makan atau karena hal lainnya, orang tua biasanya akan memaksa anak untuk makan dengan sedikit agresif.
Sebagai orang tua yang baik sebaiknya anda menghindari cara-cara ini karena itu akan membuat anak menangis dan semakin menolak untuk makan.
Anda harus memikirkan cara cara yang lebih kreatif dan persuasif dalam membujuk anak makan, misalnya seperti membuat tampilan makanan yang unik atau melibatkan anak ketika membuat makanan tertentu.
Menyuruh Anak Menghabiskan Makanan
Meskipun masih kecil seorang anak tahu kapasitas makanan yang ada dalam tubuhnya, ia mungkin akan memutuskan berhenti makan ketika merasa sudah kenyang.
Jika anak sudah merasa kenyang dan berhenti makan, sebaiknya anda tidak memaksa anak untuk menghabiskan makanan dalam piring.
Biarkan anak anda memberi respon terhadap kondisi tubuhnya sendiri, ia harus belajar kapan merasa lapar dan kapan merasa kenyang secara mandiri.